Tanjung (MAN 1 Tabalong)- Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Muhammad Nafis Tabalong, Muhammad Zaid Fudaili, melakukan wawancara lapangan di MAN 1 Tabalong dalam rangka menggali peran rasa syukur dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis. Wawancara ini dilaksanakan bersama Muhammad Kaspul Anwar, S.S.I., guru mata pelajaran Fikih MAN 1 Tabalong, serta dua orang perwakilan peserta didik. Kegiatan berlangsung di ruang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) MAN 1 Tabalong. Rabu (04/05/25)
Wawancara ini merupakan bagian dari tugas akhir yang sedang disusun oleh mahasiswa STIT tersebut. Fokus utama pembahasannya adalah bagaimana rasa syukur sebagai nilai spiritual dapat memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis, baik bagi pendidik maupun peserta didik dalam lingkungan pendidikan madrasah.
Kaspul Anwar, dalam kesempatan tersebut menyampaikan pandangannya bahwa rasa syukur memiliki kedudukan penting dalam menjaga ketenangan jiwa dan stabilitas emosi. “Syukur bukan hanya bagian dari ibadah, tetapi juga terapi jiwa yang sangat kuat. Dengan membiasakan diri bersyukur, seseorang akan lebih mudah menerima keadaan, tidak mudah gelisah, dan lebih fokus dalam menjalani aktivitas sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, Wakamad Kesiswaan, Haris Fadillah, S.S.I., menilai bahwa membangun kesadaran akan pentingnya syukur menjadi bagian dari pembinaan karakter peserta didik di MAN 1 Tabalong. Ia menambahkan, “Kami berusaha menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya nilai-nilai spiritual. Rasa syukur kami tanamkan dalam berbagai kegiatan, baik melalui penguatan ibadah, kegiatan harian, hingga pendekatan personal.”
Dua peserta didik yang turut diwawancarai menyampaikan bahwa rasa syukur membantu mereka menghadapi tekanan akademik dan permasalahan pribadi dengan lebih tenang. Mereka merasa lebih mampu menjalani proses belajar mengajar dengan sikap yang positif dan hati yang lapang. Bagi mereka, syukur menjadi semacam kekuatan dari dalam yang memunculkan rasa damai.
Kegiatan wawancara ini tidak hanya memberikan data penting bagi keperluan akademik mahasiswa STIT, tetapi juga menjadi ruang refleksi bersama tentang pentingnya memperkuat aspek spiritual dalam pendidikan. (Rep/Ft: Aisyatur Ridha)