Tanjung (Kemenag Tabalong) – Di balik barisan jemaah haji Tabalong yang tergabung dalam Kloter BDJ 02, terselip kisah penuh haru dari Sahran, seorang petani karet berusia 68 tahun asal Bilas, Kecamatan Upau. Ia bukan hanya menunaikan panggilan suci ke Baitullah, tapi juga membawa serta niat mendiang istrinya, Bastiah, yang wafat pada tahun 2023 sebelum sempat berangkat haji.
Sahran awalnya akan berhaji berdua bersama sang istri. Namun takdir berkata lain. Bastiah meninggal dunia satu tahun sebelum keberangkatan. Porsi haji Bastiah kemudian dilimpahkan kepada anak mereka, Basrani, sehingga Sahran kini berangkat bersama sang anak.
“Dulu niatnya berangkat berdua, tapi Allah lebih dulu memanggil istri saya. Sekarang saya berangkat dengan anak, semoga niat almarhumah tetap sampai,” tutur Sahran, Jumat (09/05/25).
Kisah Sahran bukan cerita mewah. Sebagai petani karet, ia mengandalkan hasil dari menyadap pohon karet untuk kebutuhan sehari-hari. Dari sinilah ia menyisihkan sedikit demi sedikit untuk ongkos haji. Keringat dari kebun menjadi bagian dari perjalanannya ke tanah suci.
Namun perjalanan itu tidak semata dari hasil menyadap. Sahran juga mendapatkan rezeki tak terduga saat sebagian tanah miliknya terkena proyek pembebasan lahan. Dana ganti rugi itulah yang akhirnya ia gunakan untuk melunasi biaya haji bagi dirinya dan anaknya.
“Karet cukup buat makan sehari-hari, pelunasan haji dari pembebasan tanah. Alhamdulillah, semua dilancarkan,” ujarnya.
Tak banyak kata-kata yang keluar dari pria tua ini. Tapi sorot matanya memancarkan keteguhan—bukan hanya sebagai seorang suami yang setia menjaga niat istrinya, tapi juga sebagai ayah yang kini menggandeng anaknya menapaki jalan suci ke Tanah Haram.
“Saya niatkan ini juga untuk almarhumah Bastiah. Doa-doanya, semangatnya, saya bawa bersama,” ucapnya.
Sahran dan Basrani kini tergabung dalam 423 jemaah haji asal Tabalong yang telah diberangkatkan pada Rabu, 7 Mei 2025. Mereka adalah gambaran nyata dari bagaimana cinta, kesetiaan, dan ketulusan bisa mengantar seseorang melampaui duka, dan tetap istiqamah dalam ibadah. (Rep/Ft:Fahriah)