(Tanjung (MIN 7 Tabalong) – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 7 Tabalong terus menguatkan pembentukan karakter religius peserta didik melalui program pembiasaan pagi. Salah satu kegiatan rutinnya adalah membaca wirid panjang bersama dan salat Dhuha berjamaah. Kegiatan ini kembali dilaksanakan pada Selasa, (15/07/25), bertempat di musholla madrasah dengan diikuti seluruh siswa dan guru.
Pelaksanaan dimulai jam 07.30 sebelum memasuki ruang kelas. Siswa-siswi tampak khusyuk membaca wirid secara bersama-sama, dipandu oleh guru. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan salat Dhuha secara berjamaah. Suasana kekhusyukan mencerminkan semangat siswa dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT sebelum memulai proses belajar.
Kegiatan pembiasaan pagi ini merupakan salah satu program unggulan MIN 7 Tabalong dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini. Dengan rutin membaca wirid dan melaksanakan salat Dhuha, madrasah berharap siswa menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang baik dan disiplin dalam beribadah.
Kepala MIN 7 Tabalong, Norhayani, S.Ag., M.M., menyampaikan bahwa pembiasaan ini menjadi bagian dari visi madrasah dalam menciptakan lingkungan belajar yang bernuansa Islami. “Kami ingin peserta didik terbiasa mengawali harinya dengan ibadah dan doa. Ini penting agar mereka tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berakhlakul karimah,” ujarnya.
Program ini juga menjadi bentuk implementasi kurikulum yang menekankan pembentukan karakter melalui aktivitas keagamaan. Guru-guru berperan aktif dalam membimbing siswa selama kegiatan berlangsung, baik dalam pengucapan wirid maupun pelaksanaan salat.
Ahmad Mujahid, S.Pd.I., salah satu guru yang juga menjadi pembimbing kegiatan, menyampaikan bahwa pembiasaan pagi memberikan dampak positif terhadap kedisiplinan dan ketenangan hati siswa. “Kami melihat siswa menjadi lebih tenang, fokus, dan mudah diarahkan dalam kegiatan belajar setelah mereka melaksanakan wirid dan salat Dhuha bersama,” ungkapnya.
Selain manfaat spiritual, kegiatan ini juga mempererat hubungan emosional antara siswa dan guru. Mereka berkumpul dalam suasana religius yang hangat, yang secara tidak langsung membentuk lingkungan madrasah yang harmonis dan saling menghargai.
Para siswa pun menunjukkan antusiasme dan kedisiplinan yang tinggi. Mereka datang lebih awal agar tidak terlambat mengikuti kegiatan. Kedisiplinan ini secara perlahan tumbuh menjadi kebiasaan positif yang dibawa ke dalam aktivitas sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah.
Dengan program ini, MIN 7 Tabalong berharap mampu mencetak lulusan yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki dasar keagamaan yang kuat sebagai bekal di masa depan. Pembiasaan pagi akan terus dilaksanakan secara konsisten dan dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan lain yang relevan.
(Rep/Ft: Fikri H)