Loading...
CLOSE

Kemenag Tabalong Ikuti Entry Meeting Audit Kinerja 2.0, Dorong Tata Kelola yang Efektif dan Efisien

Tanjung (Kemenag Tabalong) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tabalong mengikuti kegiatan Entry Meeting Audit Kinerja 2.0 yang digelar oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia pada Rabu (17/06/25), secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini menjadi penanda dimulainya proses audit kinerja atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi, dalam rangka memastikan akuntabilitas dan kualitas pelayanan publik di lingkungan Kementerian Agama.

Kegiatan diikuti oleh tim audit dari Itjen Kemenag RI, serta dihadiri oleh Kepala Kantor Kemenag Tabalong H. Sahidul Bakhri, S.Ag., MA, Kasubbag Tata Usaha, para Kepala Seksi dan Penyelenggara, Kepala KUA Kecamatan, Kepala MIN se-Kabupaten Tabalong, serta para pengelola keuangan.

Dalam sambutannya, H. Sahidul Bakhri menyampaikan kesiapan jajarannya untuk mengikuti seluruh proses audit kinerja secara terbuka dan profesional. Ia juga memberikan gambaran umum kondisi satuan kerja di bawah koordinasi Kemenag Tabalong. “Di Kabupaten Tabalong, kami memiliki 12 RA, 36 MI yang terdiri dari 12 negeri dan 24 swasta, kemudian 39 MTs yang terdiri dari 12 negeri dan 27 swasta, serta 13 MA yang terdiri dari 4 negeri dan 9 swasta. Kami juga memiliki 12 Kantor Urusan Agama Kecamatan, 13 pondok pesantren dengan jumlah santri mencapai 2.094 orang, dan total ASN kami sebanyak 906 orang,” paparnya.

Lebih lanjut, H. Sahidul berharap pelaksanaan audit ini menjadi sarana untuk memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik, sekaligus sebagai forum pembelajaran untuk menyempurnakan kinerja ke depan. “Kami menyambut baik audit ini sebagai bagian dari upaya pembenahan dan peningkatan mutu pelayanan di internal kami,” ujarnya.

Sementara itu, Purnomo dari Itjen Kemenag RI menjelaskan bahwa Audit Kinerja Versi 2.0 ini menitikberatkan pada tiga prinsip utama, yakni ekonomis, efisien, dan efektif. Audit ini tidak hanya menilai kepatuhan administratif, tetapi lebih jauh menggali sejauh mana satuan kerja mampu menghasilkan keluaran (output) yang maksimal dengan penggunaan sumber daya yang seimbang atau bahkan lebih minimal.

Purnomo menekankan bahwa audit kinerja bukan sekadar proses pemeriksaan, melainkan bagian dari pembinaan menyeluruh agar satuan kerja dapat terus berbenah dan berkembang. “Audit ini bertujuan agar kita bisa bekerja secara terukur, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta tetap berorientasi pada hasil,” tuturnya. (Rep:Fahriah/Ft:Ela)