Tanjung (Kemenag Tabalong) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tabalong, H. Sahidul Bakhri, menyatakan dukungannya terhadap program penanaman 1 Juta pohon Matoa pada Peringatan Hari Bumi ke-55 pada 22 April 2025, sebagai tindaklanjut dari Program Prioritas Ekoteologi yang telah dicanangkan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar
Menurut Ka.Kankemenag, program prioritas Ekoteologi sebagai upaya untuk memperkuat peran institusi keagamaan dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Untuk itu kami sekaligus mengajak kepada seluruh pejabat dilingkungan Kemenag Tabalong agar mendukung program ini. Dalam penyediaan bibit buah Matoa kita berkoordinasi dengan KPH Tabalong, namun kita juga tetap mengupayakan untuk penyediaan bibit matoa secara mandiri guna mendukung gerakan itu,” ucapnya,, Rabu (16/04/25).
Hal tersebut diungkapkan saat digelarnya Rapat Koordinasi bersama seluruh pejabat Struktural dan Fungsional di Ruang Meeting Kemenag Tabalong.
Ka.Kankemenag menyebutkan Menteri Agama mengimbau seluruh jajaran Kemenag di seluruh Indonesia untuk ikut serta dalam gerakan ini dengan menanam bibit pohon, khususnya pohon matoa. “Pohon matoa dipilih karena memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi, serta cocok ditanam di berbagai wilayah Indonesia,” tuturnya.
“Program penanaman pohon ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan dan mencintai alam,” tambahnya.
H. Sahidul Bakhri menyampaikan komitmennya untuk turut menyukseskan gerakan ini di wilayah Tabalong. Ia menegaskan bahwa menjaga kelestarian lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual setiap umat beragama.
“Kami sangat menyambut baik instruksi Bapak Menteri Agama. Di Tabalong, kami siap berpartisipasi aktif dalam program penanaman sejuta pohon, terutama bibit matoa, sebagai wujud kepedulian terhadap bumi yang kita tempati,” ujarnya.
Pihaknya juga berharap seluruh satuan kerja di bawah Kemenag Tabalong, mulai dari kantor urusan agama (KUA), madrasah, hingga penyuluh agama, akan dilibatkan dalam kegiatan ini. Tidak hanya itu, ia juga mengajak tokoh agama dan masyarakat umum untuk ikut berperan aktif.
Menurut H. Sahidul Bakhri, gerakan menanam pohon sejalan dengan nilai-nilai ajaran agama yang mengajarkan cinta terhadap lingkungan dan keberlanjutan hidup. Menanam pohon adalah salah satu bentuk ibadah yang manfaatnya terus mengalir bagi umat manusia dan makhluk lainnya.
“Agama mengajarkan bahwa siapa pun yang menanam pohon dan memberi manfaat bagi makhluk hidup, maka ia mendapatkan pahala. Ini adalah dakwah bil amal yang konkret dan berdampak,” imbuhnya.
“Dengan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap bumi, mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menjadikan Hari Bumi sebagai momentum kebangkitan gerakan hijau yang berkelanjutan dan penuh makna religius,” harapnya. (Rep:Sry/Ft:Halim)