MTsN 10 Tabalong – Wakil Kepala Madrasah (Wakamad) Kesiswaan MTsN 10 Tabalong, Irham Fikri, S.Pd.I, memberikan arahan kepada peserta didik tentang pentingnya menanamkan budaya malu dalam keseharian. Arahan ini disampaikan pada Selasa (02/09/2025) di lingkungan madrasah, setelah ditemukannya sejumlah siswa yang melanggar tata tertib, seperti tidak memakai kaos kaki, membuang sampah sembarangan, serta keluar ke warung saat jam pelajaran berlangsung.
Irham menegaskan bahwa budaya malu bukan berarti rendah diri, melainkan bentuk kontrol diri agar siswa terhindar dari perbuatan yang merugikan. “Malu itu menjaga diri. Kalau kita malu berbuat salah, insyaallah kita akan lebih disiplin dan terhindar dari kebiasaan yang tidak baik,” ujarnya.
Ia kemudian memaparkan lima kebiasaan utama yang perlu ditanamkan siswa melalui budaya malu. Pertama, malu datang terlambat karena ketepatan waktu mencerminkan kedisiplinan. Kedua, malu melanggar tata tertib yang sudah ditetapkan madrasah. Ketiga, malu tidak mengerjakan tugas, sebab belajar merupakan kewajiban seorang pelajar.
Keempat, malu membuang sampah sembarangan. “Madrasah adalah rumah kedua yang harus dijaga kebersihannya. Kalau kita mencintai madrasah, mari bersama-sama membuang sampah pada tempatnya,” jelas Irham. Kelima, malu berbicara kotor atau tidak sopan karena ucapan mencerminkan akhlak.
Salah seorang siswa, Akhmad Sedana Yoga, yang sebelumnya terlibat pelanggaran, mengakui kesalahannya dan berjanji untuk memperbaiki diri. “Saya sadar sudah melanggar aturan, seperti tidak memakai kaos kaki dan keluar madrasah saat jam pelajaran. Setelah mendapat arahan, saya ingin lebih disiplin dan tidak mengulanginya lagi,” ungkapnya.
Kepala MTsN 10 Tabalong, Drs. H. Rahman Noor, turut mendukung arahan yang disampaikan wakamad kesiswaan. Menurutnya, budaya malu harus menjadi karakter utama peserta didik agar mereka tumbuh dengan akhlak yang baik. “Apa yang disampaikan Pak Irham sangat tepat. Budaya malu ini akan melatih siswa untuk menjaga sikap, mematuhi tata tertib, dan menghormati guru maupun sesama. Madrasah mendukung penuh upaya pembinaan ini,” tegasnya.
Menutup arahannya, Irham berharap budaya malu dapat menjadi pedoman dalam membentuk karakter peserta didik. “Kalau budaya malu ini diterapkan setiap hari, insyaallah siswa akan tumbuh menjadi pribadi disiplin, berakhlak mulia, dan membawa kebaikan bagi diri sendiri, orang tua, serta madrasah,” pungkasnya.
Rep/Ft: Humas