Tanjung (Kemenag Tabalong) – Tidak semua perjalanan ke Tanah Suci dimulai dari kelimpahan harta. Bagi Rasidah Kurnia Usman, warga Jl. Ahmad Yani RT. 16, Kecamatan Tanjung, Tabalong, langkahnya menuju Baitullah justru dimulai dari keringat masa lalu dan kasih sayang seorang anak yang mengais rezeki dari berjualan bubur.
Di masa mudanya, Rasidah adalah seorang petani karet. Setiap pagi, ia menyusuri kebun, menyadap batang demi batang pohon untuk mengumpulkan getah. Bertahun-tahun pekerjaan itu ia tekuni demi menghidupi keluarga dan tabungan mendaftar berhaji. Namun seiring bertambahnya usia, tubuhnya tak lagi sanggup. Ia pun berhenti berkebun, mengandalkan uluran tangan anak-anaknya.
Proses panjang pendaftaran haji dijalaninya dengan sabar. Rasidah paham, tak semua orang diberi kesempatan ini. Ia menyadari, keberangkatannya bukan hanya karena kerja keras di masa lalu, tetapi juga karena cinta dan bakti seorang anak yang tahu betapa besar arti ibadah ini bagi sang ibu.
Salah satu anak Rasidah, yang sehari-hari berjualan bubur, menjadi tumpuan harapan. Dengan sabar, anaknya menyisihkan sebagian keuntungan kecil dari jualan untuk satu tujuan: memberangkatkan ibunya naik haji.
“Setiap dapat uang, saya sisihkan sebagian untuk tabungan haji. Saya simpan baik-baik,” ujar Rasidah.
Uang yang dikumpulkan tidak datang sekaligus. Sedikit demi sedikit, seiring waktu, tabungan itu pun cukup untuk melunasi haji. Rasidah menceritakan bagaimana ia sering kali hanya bisa berdoa. tanpa tahu dari mana jalan itu akan terbuka. Namun Allah menjawab doanya lewat tangan anak yang tulus.
Kini, Rasidah telah bergabung dalam Rombongan 5 Kloter BDJ-02 jamaah Haji Kabupaten Tabalong untuk menunaikan ibadah haji tahun 2025. Ia membawa serta bukan hanya pakaian ihram dan perlengkapan ibadah, tapi juga doa-doa panjang yang ia lafalkan sejak masih menyadap karet di kebun yang sunyi.
“Saya ingin mendoakan anak saya di sana. Yang sudah bersusah payah, yang tidak pernah lelah berjuang demi saya,” tuturnya lirih.
Perjalanan Rasidah adalah pengingat bahwa niat yang tulus dan ketekunan yang sederhana dapat mengantarkan siapa saja menuju impian terbesar. Bahkan dari sepiring bubur yang dijual di pagi hari, Allah bisa membuka jalan menuju Tanah Suci.
(Rep:Sry/Ft:Kontri)